KOPI

Siapa sih yang tidak kenal kopi?  Minuman yang kita cari-cari di hari-hari kita.  Alangkah bahagianya jika dibangunkan dari tidur lelap dengan aroma kopi yang baru diseduh.  Kopi dan sepotong kue di pagi hari adalah kenikmatan luar biasa.  Jeda kerja yang ditemani secangkir kopi dan sepotong biscuit juga merupakan saat-saat yang dinanti.  Dalam obrolan saat rehat kopi, bisa timbul ide-ide baru dan memecahkan masalah.  Atau sekedar membahas kehebohan sebuah peristiwa olah raga, atau tingkah laku pawang hujan yang mengandung berbagai kontroversi.  Rehat kopi adalah saat yang ditunggu-tunggu.

Tidak jarang sebuah kolaborasi juga memerlukan temannya, secangkir kopi.  Beberapa tokoh politik seringkali memutuskan kebijakan setelah berdiskusi over a cup of coffee.  Para tokoh dalam sejarah, di Perancis misalnya, sering mengambil tempat di café-café tertentu di Paris sekedar untuk membahas sebuah topik.  Hasilnya akan keluar di koran utama negeri itu keesokan harinya.  Apakah kopi yang berpengaruh, atau suasana yang tepat, atau para tokoh yang hebat, semuanya bisa menjadi pencetus keluarnya ide-ide brilian untuk mengatur masa depan.

Filosofi kopi adalah ciptaan penulis dan pemikir Indonesia yang juga mencoba melihat kopi dari sudut pandang yang berbeda.  Buku novel Filosofi Kopi (Dee Lestari) dan filmnya yang dibintangi Rio Dewanto dan Chicco Jerikho ini mengangkat kopi nusantara untuk membuat kopi bukan sekedar minuman yang dibutuhkan, dinikmati, lalu dilupakan.  Filosofi Kopi adalah film yang membuat tokoh-tokoh seputar topik ini lebih total melakukan sesuatu untuk mengisi hidupnya, untuk memperjuangkan apa yang diinginkan dan menerima segala kemungkinan, maupun ketidaksempurnaan yang ada.  Banyak pelajaran hidup di sini. Dan FilKop telah menjadi sarana bisnis, sebuah startup yang benar-benar versi kekinian.

Kopi anak muda, tentu kopi yang lebih banyak variasinya.  Kalau kita mendengar mengenai kopi dalgona, yang sering dibuat acara heboh-heboh di media tiktok, membuat trend baru ngopi untuk anak muda yang harus tinggal di Rumah karena pandemi covid.  Atau kopi-kopi yang diseduh campur-campur dengan berbagai bahan lain, misalnya kayu manis dan mint, susu dan gula tidak boleh ketinggalan, pasti disukai kalangan muda, namun tidak akan dipilih oleh generasi orang tuanya.  Nah kopi juga akhirnya mengindikasikan usia.

Sebenarnya mengapa kopi?  Apa sih kopi itu?  Hasil alam dari tanaman kopi yang berjenis-jenis itu dan memberikan kekhasan rasa dan aroma, yang hanya dapat dibedakan oleh penggemar dan pegiat kopi.  Sampai menjadi kopi siap saji, ada langkah panjang yang harus dilalui, yang dapat membuat perbedaan signifikan terhadap hasilnya.  Buku Kopi dari Hulu ke Hilir yang kami buat bersama tim mahasiswa kuliah kerja lapangan semasa pandemi Covid-19 yang lalu ini, cukup memberikan gambaran yang jelas mengenai perjalanan kopi dari perkebunan sampai menjadi secangkir kopi yang berkelas di hadapan kita.  Di lain pihak dari kacamata kimia, kopi dapat dianalisis sampai ke tingkat sangat dalam dengan metode-metode kimia analitik dan memberikan penjelasan mengenai rasa dan aroma kopi, seperti beberapa penjelasan dalam beberapa topik mengenai kopi.  Memang kopi merupakan salah satu topik dalam riset-riset aplikatif dari departemen kimia UM, khususnya untuk KBK Kimia Analitik.

Pentingnya kimia analitik juga menjadi topik dalam sains, terutama sains aplikatif.  Analisis kopi juga merupakan salah satu tugas mulia kimia analitik, yang hasilnya juga akan berdampak pada banyak sector termasuk ekonomi dan entertainment.  Kanal youtube UM Channel menyajikan bahasan itu. Metode kimia utama yang seringkali disebut dalam buku ini adalah kromatografi dan spektroskopi massa. Kimia analitik memang sangat dibutuhkan. Banyak café baru dapat memanfaatkan bahan-bahan alami untuk membuat kopi menjadi minuman sehat.  Itu semua tertuang di buku pertama mengenai kimia kopi. Banyak pula yang mencoba berbisnis dengan hal ini, menulis popular mengenai hal ini, atau berdiskusi sambal ditemani kopi-kopi jenis baru ini untuk memecahkan masalah-masalah yang ada.  Nah, kopi, mari ngopi, why not?

Salam hangat selalu,

SW

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *