Hari BUKU

hari BUKU

Bulan April memang penuh perayaan.  Setelah Hari Kartini (21 April), Hari Bumi (22 April), sekarang ada Hari Buku sedunia (23 April).  Para pegiat buku memang memberikan postingan-postingan di media sosialnya seputar merayakan hari buku.  Dari jaman dahulu kala buku memang menjadi satu hal penting.  Sejarah dapat dibaca karena ada peninggalan-peninggalan teks.  Pemikiran-pemikiran berharga sepanjang jaman ditinggal dalam bentuk buku.  Warisan pemikiran berharga adalah buku.  Kartini meniggalkan buku yang dikenang sampai saat ini: Habis Gelap Terbitlah Terang.  Pramudya Ananta Toer meninggalkan Boemi Manusia.  Banyak buku-buku yang tertinggal di benak masyarakat sampai lama.  Shakespeare meninggalkan Romeo and Juliette, menjadi inspirasi cerita cinta manusia sepanjang jaman.  Tidak heran jika ada pepatah: jika ingin dikenang, maka tinggalkanlah banyak buku.  Bukan sekedar banyak anak, atau banyak pohon yang ditanam.  Dua yang terakhir adalah anekdot lain.

Sebagai akademisi memang hidup ini bergulat dengan buku-buku.  Sejak dahulu koleksi berhargaku adalah buku-buku.  Menulis buku juga merupakan aktivitas ekstra yang sangat menggembirakan.  Menyelesaikan buku sampai terbit, walau memerlukan waktu lama, adalah proses yang patut dinikmati dari hari ke hari.  Itu adalah sebagian wujud dari dedikasi terhadap ilmu, terhadap pendidikan.  Aku yakin buku-buku yang aku tulis membantu mahasiswa dalam memahami ilmu kimia, terutama kimia analitik.  Atau alam secara umum, dari buku Dasar Sains Sadar Sains.  Di lain pihak buku non-ilmiah, merupakan wujud dari dedikasi terhadap kehidupan.  Keduanya memberikan kebahagiaan kepada penulisnya. 

Buku mempunyai dampak.  Banyak pemirsa terpengaruh setelah membaca buku. Buku bisa menjadikan pembacanya lebih baik, lebih bahagia, lebih menerima diri, atau juga menggugah untuk berbuat lebih baik.  Buku yang negative juga ada, mengajarkan hal-hal diluar kebaikan, menjadikan pembaca menjadi keras hati, ada buku yang seperti itu.  Setelah sebuah buku terbit, apa yang terjadi adalah randomnitas yang logis.  Apapun dapat terjadi.  Namun waktu akan membuktikannya.  Buku yang baik akan membentuk “signal” yang intensif, dan bukan sekedar “noise” saja.  Selamat Hari Buku!

Salam hangat,

SW

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *