Salah satu indera persepsi kita adalah indra penciuman. Kita dapat membedakan mana apel dan mana jeruk atau pisang dari baunya, walaupun mata kita ditutup misalnya. Demikian pula semut bisa mencium adanya gula dan bergerak ke sana. Makan gula, ternyata tidak semudah makan madu yang juga mengandung gula, namun ada bau atau rasa yang semut tidak suka. Namun kumbang suka, dan terkumpullah madu yang banyak itu di sarang lebah.
Bahan kimia volatile dapat melayang-layang di udara dan sampai ke reseptor kita. Kita tahu ada yang membuat kopi di ujung Lorong kerja kita, karena kita mencium bau kopi. Volatile kopi sampai ke hidung kita, dan kita mendekati sumber yang membuat kopi, dengan harapan diajak bergabung, ngopi Bersama. Kegiatan yang menyenangkan di pagi hari, bagian dari budaya kita.
Serangga dan hewan mempunyai indera penciuman yang tajam dan dapat menerima pesan-pesan khusus dengan cara luar biasa. Dalam interaksi tritropik, tumbuhan yang terserang hama mengurimkan sinyal minta bantuan sampai dipersepsi oleh parasitoid dan mereka datang untuk memakan telur-telur hama tersebut. Ternyata interaksi ini khas, dan tertuju para parasitoid tertentu, dan hanya jenis itu yang datang terpanggil. Demikian perlindungan bangsa padi didapat karena telur hama yang akan menyerang lebih lanjut, dihentikan. Luar biasa alam berproses.
Interaksi tritropik ini pernah kami teliti di KBK Kimia analitik dan bekerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, Karangploso, Malang. Ternyata memang padi yang terserang wereng menghasilkan senyawa-senyawa khas yang memanggil parasitoidnya, dan parasitoid memang datang. Dengan bantuan ekstraksi dengan 2 jenis pelarut dan analisis dengan GC-MS (kromatografi gas dan spektroskopi massa) didapatkan senyawa-senyawa khas tersebut. Mekanisme inipun berhasil ditiru dalam pembuatan biopestisida yang aman dalam pertanian. Penelitian ini terus berlanjut dengan berbagai jenis tanaman komoditi. Beberapa publikasi telah dihasilkan (1–3) dari projek Hibah Inovasi Nasional (INSINAS) Kemenristek Dikti sejak 2014-2016 dan masih ada beberapa publikasi on the way.
Dengan demikian senyawa-senyawa volatile sering menjadi kunci-kunci proses dalam kehidupan. Proses spontan seperti ini dapat dipelajari secara kimia, dengan metode-metode kimia analitik yang ada. Banyak rahasia alam terkuak dari kerja ilmu kimia, dan informasinya jauh lebih indah dari sekedar mencium bau kopi di pagi hari dan menikmati secangkir kopi Bersama rekan-rekan dan keluarga.
Salam hangat selalu,
SW
Referensi:
1. Wonorahardjo S, Nurindah, Sunarto DA, Sujak, Zakia N. Analisis senyawa volatil dari ekstrak tanaman yang berpotensi sebagai atraktan parasitoid telur wereng batang coklat, Anagrus nilaparvatae (Pang et Wang) (Hymenoptera: Mymaridae). J Entomolgi Indones [Internet]. 2015;12(1):48–57. Available from: http://jurnal.pei-pusat.org
2. Nurindah N, Wonorahardjo S, Adi Sunarto D, Sujak S. Chemical Cues in Tritrophic Interaction on Biocontrol of Insect Pest. J Pure Appl Chem Res [Internet]. 2017;6(1):49–56. Available from: http://jpacr.ub.ac.id/index.php/jpacr/article/view/282/pdf
3. Wonorahardjo S, Nurindah N, Sunarto DA, Aprilia SA. Exploration of Tritrophic Interaction for Enhancing Conservation Biological Control of Insect Pest , the Role of Analytical Chemistry. Pertanika J Sci Technol [Internet]. 2018;26(3):1275–88. Available from: http://www.pertanika.upm.edu.my/pjst/browse/regular-issue?article=JST-S0432-2018