Tanggal 22 April adalah Hari Bumi sedunia. Di dunia maya banyak kita dapati flyer dan gambar-gambar seruan untuk menyelamatkan bumi. Bumi adalah “Ibu” kita, “mother earth” adalah istilah umum yang sudah didengungkan saat ini dimana-mana. Di saat kita mulai merasakan alam yang tidak seimbang, temperature bumi yang naik sedikit demi sedikit menjadi perbincangan para ilmuwan alam dimanapun. Bencana alam terjadi jika alam sudah tidak seimbang lagi. Sebenarnya ini tugas Bersama para ilmuwan alam untuk duduk Bersama mempertimbangkan hal ini.
Microsoft juga punya cara untuk memperingati hari bumi. Cita-citanya cukup ambisius: carbon-negative, water-positive, and zero-waste by 2030. Bagaimana kita mengarah ke sana? Selain menanam pohon, berusaha mengurangi konsumsi kertas, berhemat dengan data dan tempat menyimpan data kita juga merupakan usaha elegan para akademisi. Di lain pihak, jejak karbon yang ternyata juga menyedot energi, sebuah optimasi tidak dapat ditinggalkan karena menjadi satu-satunya cara untuk mempertimbangkan langkah-langkah berikutnya.
Para kimiawan juga harus memperhitungkan etika, justru karena kimiawanlah yang tahu cara merubah substansi menjadi substansi yang lain. Ilmu kimia adalah transformer diam-diam semua kegiatan menyangkut material bumi kita, dan sampai pada tingkat masif sangat merugikan. Seruan-seruan para aktivis lingkungan kiranya menjadi perhatian semua pihak, termasuk yang tampaknya tidak berhubungan sekalipun.
Hari Bumi adalah momen bagi para ilmuwan alam untuk memikirkan segala sesuatunya yang kurang baik untuk keseimbangan alam kita Bersama. Memikirkan kemungkinan yang lebih masif untuk menetralkan kerusakan sekaligus memanggil etika masuk ke dalam kurikulum Pendidikan dari tingkat paling dini. Mahasiswa sains sendiri juga harus lebih memikirkan hal lain di luar diri sendiri, dan ikut serta dalam memikirkan permasalahan global. Alam masa depan, bagaimana wajah “Ibu” kita semua di masa depan adalah hasil dari bagaimana kita bersikap saat ini.
Salam hangat selalu,
SW