Kimia TRANSFORMER

Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa ilmu kimia adalah transformer.  Ilmu kimia bisa melakukan transformasi.  Bayangkan saja, jika kita keluar dari rumah, mengunci pintu, membuka pagar, menyalakan mobil, kita memerlukan beberapa kunci. Anak kunci kita terbuat dari logam.  Pagar kita dari besi. Mobil kita banyak komponennya terbuat dari besi.  Padahal tadinya besi berada di tambang besi dalam bentuk tanah berbesi, bertembaga, bertimbal, bermerkuri, yang dipisah-pisahkan karena orang kimia mengetahui caranya.  Kita bisa memilih mobil bercat putih, tembok bercat hijau lembut, sepatu dan tas merah, permen dan es krim warna warni yang lembut, semua adalah transformasi-transformasi kimia dari atom dan molekul yang ada di alam,  Ini tidak mudah, tidak semudah memetik buah mangga dan mengupasnya serta memakannya.  Walaupun secara alami buah mangga yang mentah bisa menjadi asam manis lalu manis sekali, juga merupakan transformasi kimia.

Transformasi kimia terjadi secara alami, maupun dilakukan dengan sengaja oleh manusia.  Buah menjadi matang dan busuk misalnya, adalah transformasi kimia yang terjadi secara alami.  Demikian proses itu terjadi secara spontan tanpa campur tangan manusia.  Ada juga singkong yang berubah menjadi tape manis, manusia membantu kondisinya.  Namun besi di tanah menjadi anak kunci atau pagar, adalah transformasi kimia oleh usaha manusia.  Banyak sekali yang telah dilakukan manusia atas alam.  Bukan saja merubah mineral bumi, mengganti dan membuat bahan berenergi juga bisa.  Manusia yang memahami sains akan dapat melakukan apa saja, karena itu harus ada etika yang mengawalnya.  Mengapa demikian?  Karena manusia tidak dapat mengetahui semuanya dengan imbang.  Manusia tidak mampu melakukan semuanya sendirian.

Kita lihat sekarang hasil transformasi dan ulah manusia di saat ini.  Ada global warming mengancam kehidupan, ada krisis energi yang mengganggu kenyamanan hidup manusia.  Ada barang-barang praktis sekali pakai, dan hasilnya adalah tumpukan plastik yang tidak dapat ditransformasikan kembali menjadi penyusunnya yang sederhana.  Hasil kerja yang rumit ini akan merusak dengan cara yang rumit pula di kemudian hari.  Suatu saat nanti transformasi kimia dapat berjalan spontan tanpa kendali, justru manusia dan seluruh alam menjadi korban dari transformer ini.  Ada etika yang perlu mengawal setiap transformasi yang diusahakan oleh manusia.

From Chemistry Back to Nature, saat ini perlu perlahan-lahan semua kimiawan memperhatikan kembali kurikulum pendidikan kimia dan sainsnya.  Kimia tidak perlu dilepaskan dari alam, karena semua atom dan molekul ini adalah bagian integral dari alam.  Bagaimana mempelajari transformasi di alam dengan adil, memperhatikan keseimbangan alam yang menyatakan diri dalam spontanitas proses kimia, serta menekan ego pribadi dan ego golongan teknokrat, adalah tugas besar masyarakat masa kini.  Bukan tugas masa depan, jangan sampai terlambat.

Salam hangat selalu,

SW

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *